Yogyakarta – Upaya konservasi di wilayah Kalurahan Giriwungu, Kapanewon Panggang, terus diperkuat. Balai KSDA Yogyakarta bersama Kelompok Wanakukila, dan Tim Masyarakat Mitra Polhut (MMP) menggelar smart patrol sekaligus pendataan keanekaragaman hayati (Kehati) selama dua hari, Kamis-Jum’at (7-8/8/2025). Kegiatan ini menjadi tindak lanjut komitmen kolaborasi dalam memperkuat aksi konservasi dan edukasi lingkungan di Wilayah Pesisir Selatan Gunungkidul.
Hari pertama diawali dengan diskusi di Sekretariat Wanakukila, Padukuhan Pejaten, Giriwungu. Tim kemudian melakukan pendataan satwa di dua titik penting yaitu Goa Song Gobar dan Pantai Ngunggah.
Di Goa Song Gobar, ditemukan berbagai jenis satwa, antara lain gelatik jawa (10 ekor), kutilang mas (10 ekor), cipoh kacat (1 ekor), cekakak sungai (2 ekor), punai (1 ekor), kehicap ranting (2 ekor), cinenen kelabu (1 ekor), perkutut (6 ekor), serta kupu-kupu seperti kupu-kupu hamlar, kupu-kupu rumput kuning, kupu-kupu pangkal merah, dan papilo menot. Dua sarang gelatik jawa juga ditemukan di lubang tebing. Vegetasi di bagian atas Goa Song Gobar didominasi pulai legaran dan akasia, sedangkan bagian bawah ditumbuhi kelapa, santenan, kluwih, jati, melinjo, duwet, dan mahoni.
Sementara itu, di Pantai Ngunggah, tim mencatat kehadiran burung buntut sate (1 ekor). Pantai ini relatif sepi dari aktivitas wisata dan menjadi salah satu titik pengamatan satwa yang biasanya masuk dalam paket wisata Wanakukila.
Pada hari kedua, pendataan satwa dilanjutkan di di Goa Sodong, sebuah lokasi alami berstatus sultan ground di Padukuhan Pudak yang memiliki sumber mata air dan petilasan Ganesha. Tim mendapati ular bido (3 ekor), ular kobra jawa/Naja sputatrix (1 ekor), ular jali/Ptyas koros (1 ekor), kutilang mas (7 ekor), cabe jawa (3 ekor), cinenen kelabu (2 ekor), dan punai (1 ekor). Vegetasi sekitar Goa Sodong meliputi kepuh, bulu, pulai, bungur, ipik, rempelas, ingas, dan kelengkeng. Lokasi ini dilengkapi hide (pos pengamatan burung) dan tempat minum satwa yang dibuat oleh Wanakukila.
Selain pendataan kehati, tim melakukan koordinasi ke SMPN 1 Panggang untuk membahas rencana sosialisasi dan pendidikan lingkungan bagi 192 siswa kelas VIII (6 kelas), serta groundcheck Telaga Sumur Wuni di Padukuhan Pejaten. Meski telah kering dua tahun terakhir, area telaga ini masih dijumpai perkutut dan bondol peking. Pemanfaatan kembali telaga akan diupayakan melalui rehabilitasi vegetasi dan pengelolaan berkelanjutan
Melalui rangkaian kegiatan ini, BKSDA Yogyakarta, Wanakukila, dan MMP menegaskan komitmen menjaga keanekaragaman hayati Giriwungu. Selain memperkuat basis data satwa dan habitatnya, kegiatan ini juga membuka ruang kolaborasi pendidikan lingkungan bagi generasi muda dan mendorong ekowisata yang berkelanjutan.
Sumber Informasi: RKW SM Paliyan
Penulis naskah: Tri Hastuti Swandayani, S.Kom., M.Si
Editor: Tim Kehumasan BKSDA Yogyakarta
Penanggung jawab berita: Kepala Balai KSDA Yogyakarta
Kontak informasi: Call Center Balai KSDA Yogyakarta (0821-4444-9449)
