Yogyakarta – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta bersama Paguyuban Pengamat Burung Yogyakarta, dengan dukungan dari manajemen Yogyakarta International Airport (YIA), mengadakan kegiatan Asian Waterbird Census (AWC) 2025 di kawasan Yogyakarta International Airport (YIA). Kegiatan ini bertujuan untuk mendata populasi burung air dan spesies lainnya, serta sebagai bagian dari upaya mitigasi dan pengelolaan lingkungan di sekitar bandara.

Kegiatan ini dibuka oleh perwakilan manajemen YIA (ASRP YIA), Bapak Indra, yang menyampaikan komitmen dari YIA dalam menjaga keseimbangan ekosistem di area bandara. Beliau menegaskan bahwa hasil pengamatan dalam AWC ini menjadi bagian dari big data yang dapat memberikan masukan berharga dalam upaya mitigasi dan pengelolaan lingkungan, baik bagi burung, manusia, maupun fasilitas bandara. Konsep utama dari kegiatan ini adalah membangun kesadaran dan strategi untuk hidup berdampingan antara aktivitas jasa penerbangan dan kelestarian lingkungan sekitar.

Manajemen YIA sendiri telah memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang mencakup identifikasi, analisa, mitigasi, dan evaluasi berkelanjutan terhadap potensi dampak ekologi di sekitar bandara. Mengingat pentingnya aspek keselamatan penerbangan, keberadaan burung di sekitar area bandara perlu dikaji lebih lanjut, terutama terkait dengan potensi risiko bird strike. YIA selama ini juga telah memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) yang menjangkau wilayah dalam di sekitar bandara. Hal ini guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keseimbangan ekosistem.

Kegiatan pengamatan burung AWC ini sendiri dilakukan di tiga titik utama kawasan Bale Kambang, YIA, yakni sisi barat, timur, dan utara. Para peserta pun dibagi menjadi tiga tim pengamatan yang tiap-tiap tim bertugas mendata spesies burung yang telah ditemukan. Setelah sesi pengamatan, dilakukan diskusi dan analisa bersama untuk menyusun laporan hasil pengamatan.

Tim pertama berhasil menemukan keberadaan 22 jenis burung, di antaranya yakni burung Layang-layang loreng, Layang-layang batu, Walet linchi, Blekok sawah, Kuntul kerbau, dan Perkutut jawa. Sementara itu, tim kedua menemukan 19 jenis burung, termasuk Bambangan kuning, Kokokan laut, Cangak merah, serta Cici padi yang terpantau membawa material sarang. Hal ini tentu menunjukkan indikasi aktivitas berkembang biak di area tersebut. Kemudian, tim ketiga berhasil mendata 22 jenis burung, spesiesnya yakni mencakup Cucak kuning, Kekep babi, Kirik-kirik laut, Bubut jawa, hingga Raja udang biru.

Hasil pengamatan dalam kegiatan AWC ini tentu akan menjadi dasar dalam upaya mitigasi keberadaan burung di sekitar bandara serta menjadi bahan evaluasi bagi manajemen YIA dalam meningkatkan langkah-langkah pengelolaan lingkungan. Masukan dari masyarakat juga akan menjadi perhatian dalam pengambilan keputusan terkait keseimbangan ekosistem di area YIA.

Dengan adanya kegiatan seperti AWC ini, diharapkan dapat tercipta sinergi antara pihak pengelola bandara, komunitas pengamat burung, dan masyarakat dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta keselamatan penerbangan. YIA sendiri juga berkomitmen untuk melakukan identifikasi dan mitigasi berkelanjutan demi menciptakan lingkungan yang harmonis bagi manusia dan satwa liar di sekitarnya.

Salam lestari!

 

 

Sumber informasi: Astri Meirani Mulyono Putri, S.Hut., M.P. (Analis Konservasi Kawasan)

Penulis naskah: Desy Rachmawati, S.S. (Pranata Humas Ahli Pertama BKSDA Yogyakarta)

Penanggung jawab berita: Kepala Balai KSDA Yogyakarta

Kontak informasi: Call Center Balai KSDA Yogyakarta (0821-4444-9449)