Yogyakarta – Laguna Trisik, Kabupaten Kulon Progo, menjadi saksi semangat 122 siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Gunung Pring, Muntilan, Magelang, dalam kegiatan outing class bertema “Pelestarian Alam dalam Rangka Ekoeduwisata Penanaman Mangrove” (Rabu, 21/01/25). Kegiatan ini melibatkan guru dan pendamping, termasuk komunitas pemerhati lingkungan PADAS yang menjadi mitra utama dalam program edukasi ini.

Kegiatan dimulai dengan sesi pembukaan yang penuh semangat, di mana seluruh peserta outing class diajak memahami pentingnya pelestarian lingkungan. Setelah pembukaan, komunitas PADAS memberikan materi edukasi tentang empat jenis mangrove yang tumbuh di sekitar Pantai Trisik dan Muara Progo, yakni:

- Sonneratia

- Bruguiera

- Rhizophora

- Avicennia

Dalam penyampaiannya, komunitas PADAS menjelaskan manfaat luas biasa dari mangrove, seperti dapat menahan sedimen untuk mencegah abrasi; membelokkan aliran air untuk menjaga ekosistem pantai; menyediakan oksigen yang vital bagi kehidupan, menyerap zat beracun dari lingkungan sekitar; mendukung ekowisata berbasis lingkungan; serta mengurangi populasi hama (seperti: wereng, wong, dan wedhus, yang dapat merusak tanaman di sekitar kawasan).

Penyuluh dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta turut hadir dan memberikan apresiasi tinggi kepada para siswa, guru, serta komunitas PADAS. 

“Kegiatan ini tidak hanya mendidik, tetapi juga menanamkan kepedulian nyata terhadap lingkungan sejak usia dini. Kami sangat berterima kasih atas aksi nyata yang dilakukan di Laguna Trisik,” ucap perwakilan BKSDA Yogyakarta.

Walaupun cuaca kurang bersahabat dengan hujan yang mengguyur lebat, tetapi semangat para siswa tidak surut. Dengan dipandu oleh komunitas PADAS dan para guru pendamping, mereka menanam bibit mangrove jenis Rhizophora di area yang telah disiapkan. Setiap siswa mendapatkan pengalaman langsung, mulai dari menggali lubang hingga menanam dan menyiram bibit mangrove. Kegiatan ini memberikan pelajaran penting tentang tanggung jawab menjaga lingkungan hidup.

Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar secara teori tetapi juga praktik langsung yang relevan dengan kehidupan nyata. Dengan program ekoeduwisata ini, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami pentingnya peran mangrove dalam ekosistem pesisir serta dampaknya terhadap keberlanjutan lingkungan.

Program ini diharapkan juga bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Kerja sama antara komunitas, pemerintah, dan institusi pendidikan menjadi kunci dalam menciptakan generasi peduli lingkungan. Laguna Trisik kini tidak hanya menjadi lokasi penanaman mangrove, tetapi juga simbol kolaborasi dalam melestarikan alam. 

Salam lestari!

 

 

Sumber informasi: Ulul Azmi Siti Berta Ningrum, S.Hut. (Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama)

Penulis naskah: Desy Rachmawati, S.S. (Pranata Humas Ahli Pertama BKSDA Yogyakarta)

Penanggung jawab berita: Kepala Balai KSDA Yogyakarta

Kontak informasi: Call Center Balai KSDA Yogyakarta (0821-4444-9449)